
Media Center Asgar — Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru, Bulukumba, menyelenggarakan ujian Shorof bagi santri yang tergabung dalam Program Takhassus Qiroatul Kutub, Selasa (3/12/2024).
Ujian tersebut berlangsung di Masjid Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru dan diikuti belasan santri putra-putri.
Para santri yang mengikuti ujian, sebelumnya telah ditempa dengan serangkain bimbingan dari pembina selama beberapa pekan.
Ustaz Muh. Zaky Mubarak, selaku pengampu program Qiroatul Kutub, menyampaikan bahwa ujian Shorof ini dirancang khusus untuk mengukur kemampuan santri dalam memahami dan menerapkan tata bahasa Arab.
“Pemahaman terhadap Shorof merupakan salah satu kunci utama dalam menguasai bahasa Arab, terutama dalam membaca dan memahami kitab kuning,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa ujian ini bertujuan tidak hanya untuk menguji hafalan, tetapi juga kemampuan analisis santri dalam mengurai struktur kata dan memahami konteksnya.
“Melalui ujian ini, diharapkan santri mampu mendalami tata bahasa Arab secara mendalam sehingga dapat mendukung pemahaman mereka terhadap literatur klasik Isla,” tambahnya.
Program Qiroatul Kutub merupakan salah satu program unggulan di Pesantren As’adiyah Galung Beru, selain program takhassus tahfizh Al-Qur’an.
Keberadaan kedua program ini mencerminkan visi Pesantren As’adiyah Galung Beru untuk melahirkan generasi santri yang tidak hanya hafal Al-Qur’an, tetapi juga memiliki wawasan keilmuan yang luas, terutama dalam literatur Islam klasik.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pesantren As’adiyah Galung Beru, KM Rusli Rahman, dalam keterangannya, menyampaikan apresiasi kepada Pembina Takhassus Qiroatul Kutub dan santri yang telah mempersiapkan diri dengan baik untuk pelaksanaan ujian ini.
“Ujian ini bukan hanya tentang mengevaluasi kemampuan santri dalam menjawab soal, tetapi juga tentang mengukur sejauh mana mereka memahami ilmu yang akan menjadi bekal mereka di masa depan. Kami berharap hasil ujian ini bisa menjadi motivasi bagi mereka untuk terus belajar dan memperdalam ilmu agama,” ujarnya.
Nur Fitria Ramadhani, salah satu peserta ujian, mengungkapkan bahwa ujian yang dijalani memberikan tantangan tersendiri baginya untuk mengukur sejauh mana kemampuannya.
“Ujian ini bukan hanya soal mendapatkan nilai, tetapi juga tentang bagaimana saya bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan saya dalam memahami materi,” ujar santriwati yang duduk dibangku kelas XI Madrasah Aliyah itu.