
Media Center Asgar — Di tengah arus zaman yang terus bergerak cepat, Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru melalui Lembaga Tahfizh Jam’iyyatul Qurra Wal-Huffazh menetapkan arah jelas: menjadi pusat tahfizh Al-Qur’an yang kokoh di barat Bulukumba, khususnya kecamatan Gantarang.
Bagi sebagian, ini mungkin hanya visi. Bagi kami, ini adalah proyek peradaban. Menghafal Al-Qur’an bukan sekadar mengingat ayat, tapi menanam nilai-nilai langit dalam jiwa. Dari sinilah peradaban tumbuh—dari hati yang tunduk pada wahyu.
Mewujudkan pesantren tahfizh unggul bukan hal mudah. Butuh kurikulum kuat, guru sabar, santri gigih, dan sistem ekonomi pesantren yang tangguh untuk menopang semua mimpi ini. Ini bukan sekadar obsesi As’adiyah Galung Beru—ini ikhtiar membangun poros Qur’ani dari desa untuk masa depan bangsa.
Namun, sebagaimana sejarah mencatat, semua gerakan besar berawal dari niat yang jernih dan kerja yang konsisten.
Maka kami tidak hanya bermimpi. Kami mulai menyusun langkah-langkah strategis:
-
Menyempurnakan kurikulum tahfizh bertahap dan berjenjang
-
Membangun sistem monitoring harian untuk progres hafalan
-
Merancang dukungan logistik dan ekonomi berbasis pesantren
Obsesi ini bukan sekadar tentang As’adiyah Galung Beru. Ini tentang membangun poros Qur’ani di tanah Bulukumba. Kami yakin, dari desa-desa, dari bilik-bilik pesantren kecil, akan lahir para penjaga Kalamullah, pemimpin masa depan yang lahir dari rahim ketenangan dan disiplin Qur’ani.