Media Center Asgar — Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru sukses menyelenggarakan Penamatan Umum bagi santri tingkat MI, MTs, dan MA pada Rabu, 7 Mei 2025. Kegiatan yang berlangsung di pelataran utama pesantren ini berjalan khidmat dan penuh haru, dihadiri oleh berbagai tokoh pemerintahan, keagamaan, dan masyarakat.

Tampak hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Kepala Kemenag Bulukumba, H. Misbah, S.Ag., M.A., Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Dra. Hj. Umrah Aswani, M.M., Camat Gantarang, Kepala Desa Gattareng, Babinsa, Kepala KUA Gantarang, sesepuh As’adiyah Bulukumba, pengurus Badan Otonom NU Bulukumba, pimpinan pesantren dan madrasah se-Bulukumba, serta para orang tua santri dan tamu undangan lainnya.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Ustaz Jusman Imam menyampaikan bahwa tema penamatan tahun ini adalah: “Berakar di Pesantren, Bertunas di Masyarakat”

“Tema ini mencerminkan semangat santri yang telah tumbuh dan menguatkan akarnya di lingkungan pesantren melalui nilai-nilai keilmuan, adab, dan spiritualitas. Kini, mereka bersiap untuk bertunas, tumbuh, dan memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat. Kami yakin, para santri adalah benih unggul yang siap menebar manfaat di mana pun mereka berada,” ungkapnya.

Momentum penamatan ini menjadi penanda berakhirnya proses belajar mengajar Tahun Ajaran 2024/2025 di seluruh unit pendidikan yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru.

Ketua Yayasan, KM. Rusli Rahman, dalam sambutannya menyampaikan rasa haru sekaligus kebanggaannya. Ia menyebut bahwa setiap santri adalah seperti anak kandungnya sendiri, yang ia bina dengan kasih sayang dan penuh doa. Tak lupa, beliau menyampaikan terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan pendidikan anak-anak mereka kepada As’adiyah Galung Beru. Dalam momen emosional, beliau juga mengenang kisah awal pendirian pesantren dengan suara terbata dan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Kepala Kemenag Bulukumba, H. Misbah, S.Ag., menggarisbawahi pentingnya penguatan Delapan Program Prioritas dari Menteri Agama RI. Salah satu program utamanya adalah mewujudkan pesantren ramah anak berbasis kurikulum cinta.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Agama, konsep kurikulum cinta bukanlah mengganti Kurikulum Merdeka, tetapi mengintegrasikan nilai-nilai cinta di dalamnya. Hal ini juga sejalan dengan program Asta Aksi dari Bapak Kakanwil Kemenag Sulsel, yakni menjadikan pesantren sebagai lingkungan yang ramah anak,” jelasnya.

Ia menambahkan, program pesantren ramah anak dirancang untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal—melalui perlindungan hak anak, pengawasan yang bijak, serta pengembangan kurikulum yang inklusif dan mendidik.

“Program ini memastikan bahwa anak-anak memperoleh pendidikan agama yang berkualitas, tanpa adanya kekerasan, diskriminasi, ataupun tekanan,” tegas H. Misbah.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Pemerintah Daerah menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan penamatan ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak pesantren atas kontribusi nyata dalam pembangunan karakter dan pendidikan masyarakat di Bumi Panrita Lopi.

Acara ditutup dengan tausiyah inspiratif dari ulama karismatik, AG Prof. Dr. KH. Abustani Ilyas, M.Ag. Di hadapan para hadirin, beliau menyampaikan pesan mendalam kepada orang tua agar selalu bersyukur dan bangga atas keputusan mereka memondokkan anak-anaknya di lembaga yang sarat nilai seperti As’adiyah Galung Beru.