Media Asgar Center – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025, Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru menggelar serangkaian kegiatan edukatif dan inspiratif yang mengusung tema besar “HEBATNA AS’ADIYAH”. Tema ini merupakan akronim dari Harmonis, Edukatif, Beradab, Aktif, Tangguh, dan Amanah, sebagai cerminan karakter anak santri masa kini, Jumat 25 Juli 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor SE. 23 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Anak Nasional di Madrasah, Satuan Pendidikan Keagamaan, Pesantren, dan Rumah Ibadah Tahun 2025.

Inisioator HEBATNA AS’ADIYAH, Jusman Imam, mengungkapkan bahwa peringatan HAN 2025 di As’adiyah Galung Beru diikuti dengan antusias oleh seluruh warga pesantren. Mulai dari siswa Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah, SMP-IT, hingga para guru dan tenaga kependidikan, semua turut ambil bagian dalam kegiatan yang mengedepankan prinsip ramah anak, ramah lingkungan, ramah anggaran, serta terintegrasi dengan kurikulum.

“Dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar sebelumnya bersama para pembina dan tim humas, seluruh item kegiatan dirancang secara partisipatif dan inklusif. Hasil RDP kemudian diperhadapkan kepada Gurutta Ketua Yayasan, yang memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan ini,” ungkap Imam.

Beberapa agenda utama yang dirancang antara lain, Doa Bersama & Istighotsah, Gerakan Baksos Jumbara, Senam Silat Sibali, Laga Persahabatan Volly, Aksi Hijau, Program Gerbang Santri, Deklarasi Pesantren Ramah Anak, dan Berbagi Bingkisan untuk Santri Yatim Piatu.

Sementara itu, Ketua Yayasan, Kiai Rusli Rahman menekankan, kegiatan ini memuat nilai-nilai yang luar biasa, Ramah anak, karena santri menjadi subjek aktif dlm pembelajaran yg menyenangkan. Ramah lingkungan, melalui aksi nyata seperti penanaman sayur-mayur oleh santri. Ramah anggaran, karena kegiatan dirancang efisien namun bermakna. Menguatkan kurikulum berbasis cinta, menyentuh sisi emosional dan spiritual santri. Mempraktikkan ekoteologi, yakni kesadaran spiritual dalam merawat alam. Mendukung ketahanan pangan, melalui gerakan berkebun dan pengolahan hasil tani.

Dengan semangat Hari Anak Nasional, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi wadah yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dalam suasana pesantren yang menyenangkan dan mendidik.

“Kami ingin menjadikan momen HAN ini sebagai penguat komitmen bersama untuk membangun generasi santri yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga tangguh secara mental, sosial, dan kultural,” tutup Ketua Yayasan.