Media Center Asgar — Suasana pesta demokrasi dalam pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Organisasi Santri Intra Pesantren (OSIP) di Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru berlangsung meriah. Pilketos tahun ini menjadi sorotan karena diwarnai adu gagasan antarcalon, mirip dengan debat kandidat dalam Pilkada.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan komunikasi dan kepemimpinan para kandidat, tetapi juga menjadi pembelajaran nyata tentang demokrasi yang sehat di lingkungan pesantren.

Dalam debat kandidat, dua pasangan calon Ketua OSIP hadir dengan program-program unggulan mereka. Setiap pasangan diberikan kesempatan untuk memaparkan visi, misi, dan program kerja di hadapan panelis, guru, serta para santri yang menjadi audiens utama. Debat berlangsung dinamis dengan pertanyaan kritis dari panelis yang membuat suasana semakin seru.

Pasangan calon yang bertarung dalam Pilketos kali ini adalah Paslon Nomor Urut 1: Alwan Azhar & Ahmad Mubarak Amir sementara Paslon Nomor Urut 2: Syahril & Muh. Khalil Akbar.

Debat ini diselenggarakan dengan mekanisme yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan OSIP (KPO). Setiap paslon terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian memaparkan visi-misi serta program kerja mereka. Selanjutnya, mereka harus menjawab pertanyaan yang disiapkan oleh panitia.

Debat berlangsung dinamis dengan pertanyaan kritis dari panelis yang membuat suasana semakin seru

Pada sesi kedua, masing-masing paslon mendapatkan dua pertanyaan dari panelis. Di sesi ini, mereka tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga berkesempatan untuk menyanggah jawaban lawan. Riuh dukungan dari para pendukung semakin menghidupkan jalannya debat setiap kali seorang kandidat menyampaikan gagasannya.

Ketua Yayasan, KM. Rusli Rahman, yang hadir langsung menyaksikan debat, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi acuan bagi pemilih dalam menentukan pilihan mereka.

“Debat ini membantu santri dalam menilai potensi calon pemimpin OSIP. Siapa pun yang terpilih, mereka harus siap mengemban tanggung jawab besar ke depannya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Akmal, yang juga merupakan kader Ulama Mengabdi (KUM) Ma’had Aly As’adiyah Sengkang, menjelaskan bahwa pemilihan ini dirancang semirip mungkin dengan Pilkada agar santri bisa merasakan pengalaman demokrasi yang sebenarnya.

“Dua paslon bersaing secara sehat dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk menyampaikan gagasan mereka. Sebelumnya, mereka juga sudah berkesempatan untuk berkampanye di hadapan para santri,” jelasnya.

Senada dengan itu, Jusman Imam, Ketua JQH Pontren As’adiyah Galung Beru, menambahkan bahwa ajang ini merupakan pembelajaran penting bagi para santri dalam berdemokrasi.

“Melalui pemilu santri ini, mereka belajar untuk menghargai perbedaan pilihan dan menggunakan hak suara sesuai hati nurani,” pungkasnya.