Media Center Asgar — Perwakilan Pondok Pesantren As’adiyah Galung Beru, yang diwakili oleh Jusman Imam selaku Ketua Pengelola Inkubasi, bersama KM Ansar Maulana pembina tahfidz, turut menghadiri Sosialisasi dan Launching Program Santripreneur yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bulukumba yang digelar di pesantren Pakkusianta Al-Istiqamah Desa Polewali, Gantarang, Bulukumba, Kamis (28/11/2024).

Program Santripreneur yang digagas oleh Baznas bertujuan untuk memberdayakan santri melalui pelatihan kewirausahaan. Kegiatan tersebut dihadiri puluhan pengasuh dan pimpinan pesantren se kabupaten Bulukumba.

Kehadiran pembina pondok pesantren ini menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya pemberdayaan santri melalui pelatihan kewirausahaan.

Dikatakan Basmawati Haris, Pic. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Baznas Bulukumba, program Santripreneur diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencetak generasi santri yang tidak hanya memiliki kemampuan keagamaan yang kuat, tetapi juga mandiri secara ekonomi.

“Baznas hadir untuk pesantren agar para santri bisa berdaya secara skill. Peluang ini jangan disia-siakan. Melalui program ini kami siap bermitra dengan pesantren,” paparnya.

Selain itu, program ini menurut H. Muhammad Yusuf Shandy Wakil Ketua II Baznas Bulukumba, sejalan dengan visi pesantren untuk mendorong santri menjadi agen perubahan di masyarakat, dengan memberikan keterampilan praktis yang mendukung mereka berkontribusi dalam pembangunan ekonomi umat.

“Melalui program ini, para santri tidak hanya didorong untuk mendalami ilmu agama, tetapi juga diperkenalkan pada dunia usaha yang memungkinkan mereka menjadi pribadi mandiri secara ekonomi di masa depan,” jelasnya.

Sementara itu, Kasi PD Pontren Kemenag Bulukumba, Syukriadi, mengapresiasi program Santripreneur yang digagas Baznas. Menurutnya program ini dinilai sangat relevan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi para santri melalui pelatihan kewirausahaan.

“Inisiatif seperti Santripreneur membuka peluang bagi santri untuk tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga membekali diri dengan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam dunia usaha,” ungkap Syukriadi.

Apresiasi tersebut menjadi dorongan bagi Baznas dan lembaga terkait untuk terus memperluas cakupan program ini, sehingga dapat menjangkau lebih banyak pondok pesantren di berbagai daerah. Di sisi lain, sinergi antara Kementerian Agama, Baznas, dan pelaku usaha dapat memperkuat ekosistem kewirausahaan di kalangan santri.