Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Media Asgar Center – Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Dalam sambutannya, Menag mengungkap rencana pemerintah menghadirkan unit eselon I khusus yang menangani pesantren, sebuah langkah penting dalam penguatan kelembagaan.

“Selama ini pondok pesantren diurus eselon II. Insya Allah, dalam waktu tidak lama lagi akan keluar ketetapan untuk menjadikannya diurus oleh satu eselon I tersendiri,” ujar Menag.

Ia menekankan bahwa pesantren dikenal mandiri sejak dulu, namun tetap memerlukan penguatan kelembagaan dari negara.

Pemilihan Tebuireng sebagai lokasi pembukaan Hari Santri 2025 disebut penuh makna, karena di sinilah lahir Resolusi Jihad yang menjadi cikal bakal Hari Santri.

Selain kelembagaan, pemerintah juga memberi perhatian pada kesehatan dan gizi santri. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) kini sudah menyasar pesantren.

“Santri tidak hanya harus kuat ilmunya, tapi juga sehat jasmani dan tercukupi gizinya,” tegas Menag.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremonial, melainkan momentum memperkuat kontribusi pesantren bagi bangsa. Tahun ini, rangkaian Hari Santri mencakup Halaqah Kebangsaan, MQK Internasional, Gerakan Ekoteologi Pesantren, Expo Kemandirian Pesantren, Pesantren Award, Doa Santri untuk Negeri, hingga Malam Bakti Santri bersama Presiden RI.

“Semua kegiatan ini menegaskan Hari Santri sebagai momentum memperkuat kontribusi pesantren dalam membangun Indonesia yang sehat, berdaya saing, dan berperadaban dunia,” pungkasnya.